Senin, 26 September 2011

Minggu, 27 Maret 2011

10 PESAN RASULULLAH SAW



Ada sepuluh pesan Rasulullah saaw yang mengajarkan kita praktis mengusir iblis dan bala tentaranya jika menyerang kita dengan rayuan-rayuan yang menyebabkan kita terjerumus kedalam jurang kehinaan tanpa kita sadari dengan memanfaatkan titik kelemahan kita . Mari kita memperhatikan pesan-pesan kenabian tersebut yang tertuang dalam bentuk dialog antara manusia dan setan ;
1. Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Anakmu mati". Katakan kepadanya: "Sesengguhnya makhluk hidup diciptakan untuk mati, dan penggalan dariku (putraku) akan masuk surga. Dan hal itu membuatku gembira".
2.Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Hartamu musnah".Katakan kepadanya: "Segala puji bagi Allah Zat Yang Maha Memberi dan Mengambil, dan menggugurkan atasku kewajiban zakat".
3. Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Orang-orang menzalimimu sedangkan kamu tidak menzalimi seorang pun".Maka, katakan kepadanya :"Siksaan akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim dan tidak menimpa orang-orang yang berbuat kebajikan ( Mukhsinin)".
4. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Betapa banyak kebaikanmu", dengan tujuan menjerumuskan untuk bangga diri (Ujub). Maka ia katakan kepadanya :"Kejelekan-kejelekanku jauh lebih banyak dari pada kebaikanku".
5. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Alangkah banyaknya shalatmu". Maka katakan :"Kelalaianku lebih banyak dibanding shalatku".
6. Dan jika ia datang dan berkata :"Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang". Maka katakan kepadanya :"Apa yang saya terima dari Allah jauh lebih banyak dari yang saya sedekahkan".
7. Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak orang yang menzalimimu". Maka katakan kepadanya :"Orang-orang yang kuzalimi lebih banyak".
8. Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak amalmu". Maka katakan :"Betapa seringnya aku bermaksiat".
9. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Minumlah minum-minuman keras!" Maka katakan :"Saya tidak akan mengerjakan maksiat".
10. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Mengapa kamu tidak mencintai dunia ?" Maka katakan :"Aku tidak mencintainya dan telah banyak orang lain yang tertipu olehnya".

Senin, 28 Februari 2011

Robin Li, Pendiri Baidu

Dari 10 website ranking teratas dunia versi Alexa.com, terselip dua website dari Asia, yaitu Baidu.com (urutan keenam) dan Qq.com (urutan kesembilan). Kedua website yang merupakan website search engine ini, khususnya Baidu, dianggap akan menjadi ancaman serius bagi Google dan Yahoo!.

Menariknya, baik Baidu maupun Qq keduanya berasal dari negeri yang sama yaitu China. Dan pendiri Baidu, Robin Li, baru-baru ini banyak diperbincangkan karena selain memelopori dan merajai search engine di China juga secara pribadi masuk dalam 10 orang terkaya China 2010. Tepatnya, di urutan ke-5 dengan kekayaan US$ 7,2 miliar (sekitar Rp 84 triliun).

Anak Buruh

Robin Li (Li Yanhong) lahir pada 17 November 1968, di Yangquan, Shanxi, China. Kedua orangtuanya adalah buruh pabrik. Ia memiliki empat saudara dan merupakan satu-satunya anak lelaki di keluarga. Ia masih ingat pesan ibunya agar bisa meraih masa depan lebih baik: "Keluarga kita bukanlah keluarga kaya, karena itu kalau kamu ingin memiliki pekerjaan yang bagus kamu harus belajar keras dan sekolah sampai ke perguruan tinggi!"

Karena itulah sejak kecil ia belajar keras. Hasilnya terlihat ketika ia akan melanjutkan sekolah ke SMA. Dari seleksi yang diselenggarakan di kotanya, ia meraih nilai terbaik kedua dari seluruh peserta seleksi.Lulus SMA pada tahun 1987, ia mengkuti seleksi mahasiswa negeri National Higher Education Entrance Examnination dan meraih nilai terbaik dari semua peserta dari Yangquan. Prestasi itu membawanya kuliah di Peking University dengan mengambil bidang studi manajemen informatika perpustakaan dan lulus empat tahun kemudian.

Pergi ke Amerika

Selepas kuliah tahun 1991, Li sempat kerja serabutan sambil menunggu lamarannya diterima di universitas di Amerika Serikat. "Saya memang mendambakan bisa melanjutkan pendidikan ke Amerika karena di China saat itu situasinya sedang kurang baik (akibat peristiwa demo berdarah mahasiswa tahun 1989 di Tiananmen)," katanya.

Ia mengajukan berpuluh-puluh lamaran ke berbagai universitas di AS dengan harapan salah satunya bisa menerimanya. Akhirnya di penghujung tahun 1991 sebuah panggilan datang dari State University of New York, Buffalo. Di sanalah ia menempuh pendidikan ilmu komputer yang ia selesaikan tahun 1994 dengan meraih gelar master.

Kemudian, Li bekerja sebagai konsultan IDD Information Services di Dow Jones and Company. Sambil bekerja, ia membantu mengembangkan edisi online The Wall Street Journal (mulai tahun 1996). Ia juga mengembangkan search engine dengan sistem algoritma. Setahun kemudian, ia pindah ke Infoseek, sebuah perusahaan search engine milik Disney. Sayangnya di sini ia malah merasa frustrasi karena komitmen Disney untuk mengembang Infoseek kemudian memudar!

Di tengah ketidakyakinan itu, pada tahun 1998 ia mengunjungi Silicon Valley untuk menyelesaikan bukunya berjudul Silicon Valley Business War (tentang persaingan bisnis di industri Internet terutama dalam hal pengembangan dan komersialisasi "pencarian di Internet").

Dari penelusuran itu, timbul keinginan Li untuk membangun website search engine sendiri. Lalu ia mencari pendanaannya di Amerika dan pulang ke China pada tahun 1999 untuk mewujudkan mimpinya itu.

Li yang Jeli

Li adalah pengusaha yang jeli. Ia tahu benar, China memiliki penduduk 1,3 miliar dan sepertiganya adalah pengguna internet. Jadi, potensi pasar dalam negerinya sangat besar.

Untuk website search engine yang dibangunnya, ia memberi nama "Baidu". Nama ini terinspirasi oleh sebuah puisi yang ditulis lebih dari 800 tahun silam di China, tepatnya pada masa Dinasti Song (960-1279 Masehi).
 

Nama "Baidu", yang secara literal berarti "ratusan kali", bagi Li memiliki makna "pencarian yang gigih terhadap apa yang dicita-citakan".

"Secara garis besar, misi kami adalah memberikan cara-cara terbaik bagi orang banyak untuk mendapatkan informasi. Untuk melakukan ini, kami terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat setiap kebutuhan dan keinginan para pengguna," sebut Li dalam sebuah kesempatan.

Sebagai layanan bagi para pengguna Baidu, Li dan timnya terus melakukan perbaikan produk dan layanannya. "Sebagai contoh, kami memperkenalkan pencarian yang memungkinkan para pengguna Baidu untuk mengetik kata kunci dalam bahasa China, namun menggunakan abjad Inggris (pin yin)," paparnya.

"Hingga kini, Baidu telah bekerja dengan baik. Traffic/lalu lintasnya juga terus meningkat," pungkas Li bangga. "Sekarang Baidu adalah mesin pencari nomor satu di China. Dari 420 juta pengguna internet di China, 70 persen di antaranya adalah para pengunjung Baidu! Nilai pasar Baidu telah mencapai 3 miliar dollar AS."

Sungguh, melalui kisah Robin Li di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sifat-sifat kaya mental seperti kreatif, inovatif, dan kerja keraslah yang bisa membawa kita menuju puncak kesuksesan.

Semoga menginspirasi.

Hadiah Waktu

Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda pinjaman uang sejumlah Rp. 86.400,- setiap paginya. Semua uang itu harus anda gunakan. Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.
Setiap dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik. Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik. Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan. Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda. Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa. Jika anda tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa anda. Anda tidak bisa menariknya kembali. Juga, anda tidak bisa meminta “uang muka” untuk keesokan hari. Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini. Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan anda.
Jam terus berdetak. Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
Hargailah setiap waktu yang anda miliki. Dan ingatlah waktu tidaklah menunggu siapa-siapa.

Senin, 20 Desember 2010

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"
Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil-kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin belum."
"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
"Belum!" Sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "Bagus, bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?"
Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tidak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "Oh bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila Anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka Anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup kita? Anak-anak Anda, pasangan Anda, pendidikan Anda. Hal-hal yang penting dalam hidup Anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yang Anda cintai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan Anda, teman Anda, atau semua yang berharga. Ingatlah untuk selalu untuk memasukkan "batu besar" pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila Anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri Anda sendiri: Apakah "batu besar" dalam hidup saya? Lalu kerjakan itu pertama kali.

Kamis, 16 Desember 2010

Kisah Laki-Laki dan Keledai



Suatu ketika seorang laki-laki dan anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka menyengir, “Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?”.

Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan”.

Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan dengan gadis muda. “Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”

Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. Tidak lama kemudian sekelompok orang lewat. “Binatang malang…, ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!”

Sampai di sini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu orang-orang tertawa terpingkal-pingkal, “Lihat, manusia keledai memanggul keledai!” sorak mereka.

Jika anda berusaha menyenangkan semua orang, bisa jadi anda tak akan dapat menyenangkan siapa pun.


Jumat, 10 Desember 2010